Lomba Ulang Tahun KORPRI 2018

Lomba Pengucapan Undang Undang Dasar 1945.

Materi Pembelajaran "Simple Present Tense"

Materi Pembelajaran mengenai Simple Present Tense

Animated Video "Simple Past Tense"

Video Animasi ini mengenai Simple Past Tense

Kamis, 23 Februari 2023

2.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 2.1

 




2.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 2.1

Setelah serangkaian kegiatan pembelajaran dalam Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi ini, CGP diminta membuat keterkaitan antara materi yang dipelajari dengan materi pada modul lainnya. 

Pertanyaan pemantik untuk pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah saya mengubah pemikiran saya sebagai akibat dari apa telah saya pelajari?

Pada dasarnya pembelajaran yang saya dapatkan dalam mengimplementasikan pembelajaran diferensiasi sangat banyak sekali, yang mana hal tersebut mengubah pemikiran saya yang selama ini mungkin keliru. Hal itu dapat terjadi karena konsep awal tentang pembelajaran diferensiasi yang saya lakukan bertolak belakang dengan apa yang saya pelajari selama ini. Dengan demikian saya akan mulai melakukan perubahan pembelajaran dengan melakukan pembelajaran diferensiasi yang berpusat kepada murid dan berdasarkan atas kebutuhan, minat dan gaya belajar yang tentu saja harus berdasarkan atas tujuan yang sama. Jadi setelah saya mengetahui dan mempelajari mengenai pembelajaran berdiferensiasi tentu saya akan mengubah pemikiran saya dan juga akan merubah cara pembelajaran menjadi pembelajaran yang berdiferensiasi.

2. Bagaimana perubahan pemikiran tersebut berkontribusi terhadap pemahaman saya tentang implementasi pembelajaran berdiferensiasi?

Perubahan pemikiran pada saya sangat berkontribusi sekali terhadap implementasi pembelajaran diferensiasi yang akan saya lakukan karena dengan melakukan pemahaman yang saya pelajari pada program CGP angkatan 7 ini, banyak sekali informasi ataupun gambaran mengenai pembelajaran berdiferensiasi yang merupakan pembelajaran yang berdasarkan atas kebutuhan murid. Selama ini yang saya lakukan yaitu pembelajaran melalui berbagai macam metode pembelajaran serta melakukan banyak variasi, juga melalui permainan dan sebagainya tetapi berbagai macam kegiatan pembelajaran yang saya lakukan tersebut  belum mencerminkan pembelajaran berdiferensiasi, karena pembelajaran tersebut tidak bisa menyesuaikan dengan kebutuhan anak, minat serta gaya belajar mereka yang berbeda,  yang tentunya tujuan utamanya adalah mencapai tujuan pembelajaran. Maka dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi yang saya pelajari saat ini diharapkan dapat memfasilitasi murid untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama.

3. Bagaimana saya tetap dapat bersikap positif walaupun banyak tantangan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini?

Karena pembelajaran berdiferensiasi itu berbeda dengan pemikiran yang dulu saya lakukan yaitu pembelajaran dengan berbagai macam kegiatan yang intinya itu saya menggunakan tema yang sama akan tetapi pada tujuannya saya menggunakan pembelajaran yang berbeda, nah dengan pemahaman pembelajaran diferensiasi yang saat ini saya pahami. Maka saya akan berusaha merubah pembelajaran yang saya lakukan yaitu dengan menggunakan pemahaman pembelajaran diferensiasi yang berfokus kepada kebutuhan murid dan juga pembelajaran yang akan mampu mencukupi kebutuhan murid yang mereka harapkan.

Kendala yang ditemukan saat perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi beragam, misalnya; Pertama, guru harus mengetahui berbagai karakteristik peserta didik. Pengetahuan guru tentang kondisi keberagaman siswa menjadi dasar untuk merancang pembelajaran, sehingga sesuai dengan keadaan keberagaman peserta didik tersebut. Guru perlu meluangkan waktu yang cukup dalam menyusun rancangan pembelajaran. Kedua, guru perlu menyusun asesmen diagnostik dan formatif pada awal pembelajaran. Asesmen diagnostik dilaksanakan untuk mengetahui keberagaman peserta didik. Adapun asesmen formatif pada awal pembelajaran untuk mengetahui tingkat pencapaian peserta didik. Dengan demikian, guru dapat merancang pembelajaran kompetensi tiap peserta didik. Ketiga, guru perlu menggunakan multimetode, multimedia, dan multisumber. Panerapan metode, media dan sumber belajar yang bervariasi dapat mangakomodasi berbagai tipe belajar peserta didik baik tipe visual, auditon maupun kinestetik. Tetapi berbagai hal diatas dapat dijadikan sebagai tantangan, dengan begitu saya dapat terus mencari solusi dari tantangan tersebut. Meskipun terdapat beberapa tantangan tetapi saya tetap bersikap positif dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi karena memang dengan pembelajaran yang berdiferensiasi kebutuhan belajar murid terakomodasi sehingga hasil belajar lebih menyenangkan, termotivasi dan optimal.

Lakukanlah refleksi secara individu terhadap perjalanan pembelajaran Anda hingga saat ini dengan merespon beberapa pertanyaan dan tugas berikut ini:

Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana hal ini dapat dilakukan di kelas.

Salah satu filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara adalah kodrat alam dan kodrat zaman. Pendidikan harus mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman karena kedua hal ini tidak dapat dipisahkan dalam diri anak. Seorang anak telah memiliki kodrat alam potensi, bakat, kemampuan) yang unik, berbeda-beda satu sama lain sehingga guru diharapkan mampu memfasilitasi mereka agar bisa tumbuh maksimal sesuai jenjang usia mereka. Pembelajaran akan menjadi menyenangkan jika dilakukan sesuai kodrat anak, yaitu bermain. Sementara kodrat zaman, bagaimana kodrat seorang guru mampu membimbing anak agar siap hidup mandiri dalam zaman yang terus berubah.

Oleh karena siswa memiliki karakteristik yang beragam, diperlukan pembelajaran yang dapat mengakomodasi berbagai kebutuhan belajar siswa. Kebutuhan belajar siswa terdiri dari kesiapan belajar, minat, dan profil belajar. 

Untuk dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, hal yang harus dilakukan oleh guru antara lain:

1. Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survey menggunakan angket, dll)

2. Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar)

3. Mengevaluasi dan Melakukan Refleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.

Yang akan saya lakukan yaitu; pertama saya akan mengadakan wawancara dengan cara tanya jawab serta memberikan quisioner untuk murid SMP disekolah saya. Kemudian mengadakan pengamatan apa yang diperlukan murid, kebutuhan apa yang mereka inginkan. Setelah saya melakukan tanya jawab dan juga observasi terhadap murid, maka saya akan mengetahui akan kebutuhan mereka. setelah itu saya mengelompokkan anak pada kelompok yang sesuai dengan kebutuhan murid. Misalkan:

kelompok pertama beranggotakan murid yang mempunyai kebutuhan yang dirasa perlu bantuan ataupun perlu motivasi dari guru. Kemudian untuk kelompok kedua saya berikan kepada anak yang memang anak sudah mampu terhadap pembelajaran yang saya berikan hanya saja mereka masih perlu sedikit motivasi agar anak mampu melakukannya. Sedangkan untuk kelompok ketiga beranggotakan murid yang memang benar-benar sudah menguasai materi yang saya berikan dan saya akan memberikan tantangan yang lebih dari zona nyaman yang selama ini mereka hadapi. Dengan maksud anak akan memiliki kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan yang mereka inginkan.

Di sisi lain, murid saya juga yang memiliki gaya belajar yang berbeda. Ada murid yang lebih dominan gaya belajarnya berbasis visual, sehingga anak tersebut akan lebih maksimal dalam proses belajarnya ketika disuguhi dengan materi-materi yang beraroma visual. Ada juga murid yang dominan dengan gaya belajar kinestetik, di mana murid tersebut akan lebih suka belajar ketika melibatkan gerakan. Melihat hal tersebut, maka saya harus memiliki berbagai metode pembelajaran yang akan diterapkan di dalam pembelajaran. 

Sebagai guru saya tentunya tidak perlu terlalu kaku ketika membentuk kelompok murid dalam pembelajaran berdiferensiasi ini. Jika terdapat murid yang ingin pindah kelompok karena ia merasa lebih cocok dengan kelompok yang lainnya, saya perlu memberikan izin. 

Misalnya terdapat murid yang masuk di dalam kelompok ketiga berdasarkan penilaian yang telah dilakukan oleh guru, tapi jika murid tersebut ingin bergabung dengan kelompok lain karena suatu ketertarikan tertentu (karena tertarik pada buku tertentu, misalnya) maka saya pun tidak perlu melarangnya. 

Jelaskan bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal. Jelaskan pula bagaimana Anda melihat kaitan antara materi dalam modul ini dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak.

Pada pembelajaran diferensiasi ini sebenarnya telah mencakup modul 1.1 dan juga modul 1.2 Kenapa demikian. Karena pada modul 1.1 yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan Tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak di mana pendidikan menuntun segala kodrat yang pada anak agar anak dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai manusia maupun anggota masyarakat dari sini dapat kita tahu bahwa pembelajaran berdiferensiasi itu guru mencoba menuntun anak menjadikan anak terpenuhi akan kebutuhannya sehingga dia akan merasa bahagia dan mencapai keselamatan dan sesuai dengan kodrat yang ada pada diri anak. 

Kaitan Dengan Materi Lain dalam Modul Guru Penggerak

Modul 1.1: Filosofi Ki Hadjar Dewantara

Menurut Ki hadjar Dewantara, Setiap anak adalah makhluk yang memiliki kodrat masing-masing didalam dirinya, dan pendidikan berperan penting dalam menuntun anak untuk mencapai kekuatan kodratnya. Pembelajaran berdiferensiasi yang dilakukan oleh seorang guru menjadi jawaban atas kebutuhan individu murid yang berbeda-beda berdasarkan kodrat alam dan zamannya.

Ada beberapa nilai utama dari filosofi KI Hadjar yang berkaitan dengan pembelajaran berdiferensaisi

~  Ki Hadjar menekankan peran guru dalam pendidikan sebagai penuntun anak didik dengan menggunakan Sistem among yang menuntun anak didk berkembang sesuai kodratnya dengan istilah yang Ki Hadjar gunakan yaitu “menghamba pada sang anak” yang diartikan menuntun anak didik dengan penuh kasih sayang agar anak bisa berkembang sesuai kekuatan kodratnya. Dalam pembelajaran berdiferensiasi peran guru sangat berperan penting dalam mengakomodasi kebutuhan belajar murid yang beraneka ragam, dengan mencipatakan lingkungan belajar yang mendukung anak anak berkembang sesuai kekuatan kodratnya.

Trilogi pendidikan ini adalah: tut wuri handayani , ing madya mangun karsa , ing ngarsa sung tulada. Ketiga nilai ini merupakan landasan penting guru dalam menjalankan perannya agar bisa memaksimalkan strategi untuk memenuhi kebutuhan belajar setiap muridnya.

Modul 1.2 : Nilai dan Peran Guru Penggerak

Nilai-nilai guru penggerak yang meliputi nilai mandiri, kolaboratif, reflektif, inovatif dan nilai yang berpihak pada murid, merupakan modal utama seorang guru yang harus dimiliki, sehingga dengan nilai-nilai tersebut seorang guru penggerak diharapkan mampu mengemban peran guru penggerak yang salah satunya adalah menjadi pemimpin pembelajaran. Sebagai pemimpin pembelajaran, guru harus memfokuskan pada pembelajaran yang berpihak pada murid dengan secara mandiri, reflektif, kolaboratif, dan berinovasi dalam mendesain dan menerapkan ragam variasi strategi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan belajar setiap muridnya.

Modul 1.3 : Visi Guru Penggerak

Guru Penggerak memiliki Visi untuk melakukan perubahan positif pada pembelajaran yang berpihak pada murid melalui pembelajaran berdiferensiasi ini serta melalui strategi pendekatan Inquiry Apresiatif, guru akan menemukan kekuatan yang dimilikinya untuk mewujudkan VISI tentang murid impiannya

 

Modul 1.4 : Budaya Positif

Penerapan budaya positif di dalam ruang kelas terutama disiplin positif, membuat kesepakatan kelas dan menerapkan kontrol guru manager, maka akan dapat mewujudkan terbentuknya komunitas belajar yang mendukung ekosistem belajar yang berdiferensiasi. Dengan menjadikan pemetaan kebutuhan belajar murid sebagai sebuah rutinitas yang selalu dilakukan guru, sehingga bisa mewujudkan variasi strategi dalam memenuhi kebutuhan belajar murid, dan konsistensi pembelajaran berdiferensiasi bisa terus di lakukan.