Koneksi Antar Materi
Modul 2.2
Kompetensi Sosial dan
Emosional
Sebelum mempelajari modul ini saya berpikir pembelajaran yang saya lakukan sudah sesuai dengan proses pembelajaran yang pernah saya pelajari baik metode maupun strategi, saya merasa tidak terlalu fokus dengan Kompetensi Sosial dan Emosional yang harus juga dikembang kan. Seperti yang dikatakan Pak Menteri Nadim Makarim bahwa "Saat ini, Indonesia sedang memasuki era di mana gelar tidak menjamin kompetensi. Kita memasuki era di mana kelulusan tidak menjamin kesiapan berkarya, akreditasi tidak menjamin mutu, kita memasuki era dimana masuk kelas tidak menjamin belajar,". Tentunya Kompetensi Sosial dan Emosional sangat perlu untuk dikembangkan dalam setiap individu yang dapat mendukung kesiapan dalam mencapai keselamatan dan kebahagiaannya masing-masing.
Sebenarnya Kompetensi Sosial dan Emosional secara tidak sadar
sudah saya terapkan dalam pembelajaran sehari-hari, misalnya dalam kegitan apersepsi
yang saya lakukan untuk mengaitkan materi yang akan saya berikan dengan materi
yang sudah dimiliki oleh anak. Memberikan penyegaran pada anak melalui ice
breaking untuk mengembalikan kesegaran kefokusan siswa pada proses
pembelajaran. Namun, setelah mempelajari modul ini, ternyata apa yang sudah
saya lakukan merupakan salah satu pembelajaran sosial emosional, akan tetapi
masih pada langkah awal perlu adanya penambahan langkah yang lebih baik lagi.
Antara lain perlunya saya melakukan kesadaran penuh pada diri saya maupun siswa
agar dapat mencapai titik kefokusan dalam belajar sehingga dapat menghasilkan
pembelajaran yang bermakna.
Tidak kalah pentingnya yaitu meningkatkan kesejateraan psikologis
[well-being], 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari antara lain;
1. Pertama adalah konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional
berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic,
Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima)
Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu:
Kesadaran Diri:
Kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri
sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi
dan konteks kehidupan.
Manajemen Diri:
Kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri
secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi.
Kesadaran Sosial:
Kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati
dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, dan
konteks yang berbeda-beda.
Keterampilan Berelasi:
Kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan
yang sehat dan suportif.
Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab:
Kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang
berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar-standar etis
dan rasa aman, dan untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari
bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis (well-being)
diri sendiri, masyarakat, dan kelompok
2. Yang kedua adalah tentang pemahaman konsep kesadaran
penuh (mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 Kompetensi Sosial
dan Emosional (KSE) serta bagaimana mengimplementasikan
pembelajaran sosial emosional di kelas dan sekolah melalui 4 indikator,
yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktek mengajar guru
dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan
penguatan kompetensi sosial dan emosional pendidik dan tenaga
kependidikan (PTK) di sekolah.
3. Dan yang ketiga tentang kesejateraan psikologis [well-being].
Dengan memahami ketiga hal tersebut penerapan kompetensi social emosional baik
pada siswa maupun pada guru dapat terlaksana dengan baik. Karena pembelajaran
sosial emosional merupakan suatu sistem yang saling terkait.
Perubahan yang saya terapkan di kelas pada anak didik saya
dengan membiasakan maindfullness pada setiap awal pembelajaran dengan
mengenalkan emosi pada anak, dengan pembiasaan ini diharapkan anak dapat
mengenali dirinya dan dapat mempersiapkan dirinya sebaik-baiknya dalam pembelajaran.
Disamping itu juga selalu menerapkan 5 Kompetensi Sosial dan Emosional ,
selalu melibatkan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving), serta
bagaimana mengambil keputusan dengan kesiapan emosionalnya. Dengan penerapan
tersebut anak dapat mencapai well-being yang tentunya bertujuan untuk
mencapai keselamatan dan kebahagiannya dalam mencapai tujuan Pendidikan.
Perubahan yang saya terapkan pada teman sejawat dengan berusaha selalu
mengimbaskan hal baik yang telah saya terapkan dalam pembelajaran dengan
memasukan unsur KSE pada teman sejawat sehingga dapat mendukung teman sejawat
dalam menerapkan kompetensi sosial emosional dalam peran dan tugas sebagai guru.
Selalu belajar merefleksi kemampuan sosial emosional pribadi dan berkolaborasi
dengan teman sejawat untuk menciptakan struktur komunitas dalam penerapan
pembelajaran social emosional, dengan menyamakan persepsi tentang kompetensi sosial
emosional untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman.
Dengan penguatan KSE pendidik mampu menjadi teladan, berkolaborasi dan saling
belajar dengan sesama rekan guru, yang mana kesemuanya itu dikembalikan lagi semata
untuk membantu murid menemukan jati diri dan mengembangkan potensinya.
Keterkaitan Antar Materi
Keterkaitan antar materi sebagai bentuk penguasaan pemahaman
penulis terhadap materi yang telah dipelajari dengan mengaitkan materi awal
sampai dengan materi saat ini modul 2.2. Penyampaian keterkaitan materi itu
menandakan sejauh mana penguasaan dan pemahaman terhadap materi tersebut,
yaitu:
o Modul 1.1 Pembelajaran Sosial Emosional dengan Filosofi Pendidikan KHD
Dari filosofi pendidikan KHD – Guru sebagai Pamong, guru membutuhkan pemahaman
dan penguasaan terhadap KSE yang matang. Mampu menciptakan ekosistem sekolah
yang mendorong pertumbuhan budi pekerti selain aspek intelektual. Harus paham
benar dengan situasi lahir batin dirinya sendiri dan muridnya. Murid diajak
untuk menyadari, melihat, mendengarkan, merasakan, mengalami pengalaman belajar
yang dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai
aspek sosial dan emosionalnya
o
Modul 1.2 Pembelajaran Sosial Emosional dengan Nilai dan Peran Guru
Penggerak
Guru dapat menumbuhkan nilai dan peran pada guru dan murid dalam pengelolaan
emosi sehingga nilai kemandirian dan pembelajaran yang berpusat pada murid
serta peran guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran dan mendorong
kolaborasi dapat tercapai dan berjalan seimbang.
o
Modul 1.3 Pembelajaran Sosial Emosional dengan Visi Guru Penggerak
Guru dapat mewujudkan visi yang diharapkan dengan melakukan prakarsa perubahan
dengan memberikan pembelajaran kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran
sosial, kemampuan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab
sehingga diharapkan dapat mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
o
Modul 1.4 Pembelajaran Sosial Emosional dengan Budaya Positif
Guru dan murid dapat mengenali dan memahami emosi masing-masing sehingga mampu
mengontrol diri dan dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, aman, dan
nyaman yang berpengaruh dalam penerapan budaya positif baik berupa disiplin
positif maupun keyakinan kelas dengan sebaik mungkin sesuai dengan kesadaran
diri dan manajemen diri.
o Modul 2.1 Pembelajaran Sosial Emosional dengan Pembelajaran
Berdiferensiasi
Guru dapat melakukan pembelajaran dengan mengidentifikasi perasaan dan emosi.
Hal ini sejalan dengan pembelajaran berdiferensiasi yang memetakan kebutuhan
murid diantaranya kesiapan murid, minat, dan profil belajar murid dengan
menggunakan strategi diferensiasi konten, proses, dan produk, sehingga
pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan murid agar pembelajaran
semakin menyenangkan dan dapat mewujudkan merdeka belajar.
0 komentar:
Posting Komentar