Senin, 06 Maret 2023

Koneksi Antar Materi Modul 2.2 Kompetensi Sosial dan Emosional

 



Koneksi Antar Materi Modul 2.2

Kompetensi Sosial dan Emosional

 

Sebelum mempelajari modul ini saya berpikir pembelajaran yang saya lakukan sudah sesuai dengan proses pembelajaran yang pernah saya pelajari baik metode maupun strategi, saya merasa tidak terlalu fokus dengan Kompetensi Sosial dan Emosional yang harus juga dikembang kan.  Seperti yang dikatakan Pak Menteri Nadim Makarim bahwa "Saat ini, Indonesia sedang memasuki era di mana gelar tidak menjamin kompetensi. Kita memasuki era di mana kelulusan tidak menjamin kesiapan berkarya, akreditasi tidak menjamin mutu, kita memasuki era dimana masuk kelas tidak menjamin belajar,"Tentunya Kompetensi Sosial dan Emosional sangat perlu untuk dikembangkan dalam setiap individu yang dapat mendukung kesiapan dalam mencapai keselamatan dan kebahagiaannya masing-masing.

Sebenarnya Kompetensi Sosial dan Emosional secara tidak sadar sudah saya terapkan dalam pembelajaran sehari-hari, misalnya dalam kegitan apersepsi yang saya lakukan untuk mengaitkan materi yang akan saya berikan dengan materi yang sudah dimiliki oleh anak. Memberikan penyegaran pada anak melalui ice breaking untuk mengembalikan kesegaran kefokusan siswa pada proses pembelajaran. Namun, setelah mempelajari modul ini, ternyata apa yang sudah saya lakukan merupakan salah satu pembelajaran sosial emosional, akan tetapi masih pada langkah awal perlu adanya penambahan langkah yang lebih baik lagi. Antara lain perlunya saya melakukan kesadaran penuh pada diri saya maupun siswa agar dapat mencapai titik kefokusan dalam belajar sehingga dapat menghasilkan pembelajaran yang bermakna.

Tidak kalah pentingnya yaitu meningkatkan kesejateraan psikologis [well-being], 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari antara lain;

1. Pertama adalah  konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL  (Collaborative  for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu:

Kesadaran Diri:

Kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan.

Manajemen Diri: 

Kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi.

Kesadaran Sosial: 

Kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, dan konteks yang berbeda-beda.

Keterampilan Berelasi: 

Kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan suportif.

Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab: 

Kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar-standar etis dan rasa aman, dan untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis (well-being) diri sendiri, masyarakat, dan kelompok

2. Yang kedua adalah tentang pemahaman  konsep kesadaran penuh  (mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 Kompetensi Sosial dan  Emosional  (KSE) serta bagaimana mengimplementasikan pembelajaran sosial emosional di kelas dan sekolah melalui 4 indikator,  yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam  praktek mengajar guru dan kurikulum akademik,  penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan penguatan  kompetensi sosial dan emosional  pendidik dan tenaga kependidikan (PTK)  di sekolah.

3. Dan yang ketiga tentang kesejateraan psikologis [well-being]. Dengan memahami ketiga hal tersebut penerapan kompetensi social emosional baik pada siswa maupun pada guru dapat terlaksana dengan baik. Karena pembelajaran sosial emosional merupakan suatu sistem yang saling terkait.

Perubahan yang saya terapkan di kelas pada anak didik saya dengan membiasakan maindfullness pada setiap awal pembelajaran dengan mengenalkan emosi pada anak, dengan pembiasaan ini diharapkan anak dapat mengenali dirinya dan dapat mempersiapkan dirinya sebaik-baiknya dalam pembelajaran. Disamping itu juga selalu menerapkan 5 Kompetensi Sosial dan  Emosional , selalu melibatkan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving), serta bagaimana mengambil keputusan dengan kesiapan emosionalnya. Dengan penerapan tersebut anak dapat mencapai well-being yang tentunya bertujuan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiannya dalam mencapai tujuan Pendidikan.

Perubahan yang saya terapkan pada teman sejawat dengan berusaha selalu mengimbaskan hal baik yang telah saya terapkan dalam pembelajaran dengan memasukan unsur KSE pada teman sejawat sehingga dapat mendukung teman sejawat dalam menerapkan kompetensi sosial emosional dalam peran dan tugas sebagai guru. Selalu belajar merefleksi kemampuan sosial emosional pribadi dan berkolaborasi dengan teman sejawat untuk menciptakan struktur komunitas dalam penerapan pembelajaran social emosional, dengan menyamakan persepsi tentang kompetensi sosial emosional untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman.   Dengan penguatan KSE pendidik mampu menjadi teladan, berkolaborasi dan saling belajar dengan sesama rekan guru, yang mana kesemuanya itu dikembalikan lagi semata untuk membantu murid menemukan jati diri dan mengembangkan potensinya.

 





Keterkaitan Antar Materi

Keterkaitan antar materi sebagai bentuk penguasaan pemahaman penulis terhadap materi yang telah dipelajari dengan mengaitkan materi awal sampai dengan materi saat ini modul 2.2. Penyampaian keterkaitan materi itu menandakan sejauh mana penguasaan dan pemahaman terhadap materi tersebut, yaitu:

o   Modul 1.1 Pembelajaran Sosial Emosional dengan Filosofi Pendidikan KHD
Dari filosofi pendidikan KHD – Guru sebagai Pamong, guru membutuhkan pemahaman dan penguasaan terhadap KSE yang matang. Mampu menciptakan ekosistem sekolah yang mendorong pertumbuhan budi pekerti selain aspek intelektual. Harus paham benar dengan situasi lahir batin dirinya sendiri dan muridnya. Murid diajak untuk menyadari, melihat, mendengarkan, merasakan, mengalami pengalaman belajar yang dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosionalnya

 

o    Modul 1.2 Pembelajaran Sosial Emosional dengan Nilai dan Peran Guru Penggerak
Guru dapat menumbuhkan nilai dan peran pada guru dan murid dalam pengelolaan emosi sehingga nilai kemandirian dan pembelajaran yang berpusat pada murid serta peran guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran dan mendorong kolaborasi dapat tercapai dan berjalan seimbang.

 

o    Modul 1.3 Pembelajaran Sosial Emosional dengan Visi Guru Penggerak
Guru dapat mewujudkan visi yang diharapkan dengan melakukan prakarsa perubahan dengan memberikan pembelajaran kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, kemampuan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab sehingga diharapkan dapat mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

 

o    Modul 1.4 Pembelajaran Sosial Emosional dengan Budaya Positif
Guru dan murid dapat mengenali dan memahami emosi masing-masing sehingga mampu mengontrol diri dan dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, aman, dan nyaman yang berpengaruh dalam penerapan budaya positif baik berupa disiplin positif maupun keyakinan kelas dengan sebaik mungkin sesuai dengan kesadaran diri dan manajemen diri.

 

o Modul 2.1 Pembelajaran Sosial Emosional dengan Pembelajaran Berdiferensiasi
Guru dapat melakukan pembelajaran dengan mengidentifikasi perasaan dan emosi. Hal ini sejalan dengan pembelajaran berdiferensiasi yang memetakan kebutuhan murid diantaranya kesiapan murid, minat, dan profil belajar murid dengan menggunakan strategi diferensiasi konten, proses, dan produk, sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan murid agar pembelajaran semakin menyenangkan dan dapat mewujudkan merdeka belajar.

 

 Akhir kata, peran kita sebagai pendidik adalah tugas mulia sekaligus membutuhkan keuletan dan kesabaran. Peran kita dalam dunia pendidikan sangat berpengaruh dengan sukses atau tidak pendidikan tersebut kedepannya. Bagaikan kapal yang sedang berlayar, guru adalah nahkoda yang mengarahkan, membimbing dan memberi petunjuk ke awak kapalnya agar kapal tersebut dapat berjalan agar kapal tersebut dapat berjalan dengan baik menuju tempat tujuannya. Oleh karena itu mari terus belajar, berefleksi, bertumbuh, berbagi, dan berkolaborasi untuk menjadi lebih baik bagi murid-murid kita.




 


0 komentar:

Posting Komentar